Ketapang merupakan salah satu daerah yang terdapat di kecamatan linge kabupaten aceh tengah, didirikan pada tahun 2005 atas inisiatif pemerintah kabupaten aceh tengah, daerah ketapang pada dasarnya merupakan daerah pengembalaan masyarakat Aceh tengah dan milik PT. KKA dapat dilihat dari banyaknya pohon pinus di daerah tersebut. Secara garis besar daerah ketapang berada di bawah dinas peternakan karena daerah tersebut merupakan daerah peternakan walaupun banyak dari dinas dinas lain yang membangun sarana dan prasarana untuk masyarakat seperti dinas pertanian dan lainnya.
Daerah ketapang dibagi menjadi dua daerah ketapang 1 dan ketapang 2 yang semuanya merupakan daerah peternakan sapi Bali, pemilihan sapi bali dikarenakan sapi bali lebih cocok dengan keadaan cuaca di ketapang dan untuk hasil daging lebih banyak dibanding dengan sapi sapi lainnya.
daerah ketapang dihuni oleh 200 KK yang sudah berkeluarga karena syarat untuk bisa menjadi penghuni tetap diketapang harus sudah berkeluarga. adapun asal dari penduduk ketapang dari daerah daerah yang ada di aceh tengah atau dikenal dengan translokal karena daerah ini merupakan milik pemerintah kabupaten Aceh Tengah dan masyarakat yang didatangkan atas inisiatif pemerintah aceh tengah maka untuk setiap KK digaji dengan RP .750.000/bulan dan mendapatkan sapi 15 ekor/KK untuk dikembangkan dan untuk pembagian hasil jika sapi telah memiliki 2 ekor anak sapi maka anak sapi yang ketiga dan keempat diberikan kepada pemerintah Aceh Tengah.
jumlah sapi yang telah dibudidayakan oleh masyarakat ada tahun 2011 sekitar 2500 ekor sapi. Tapi, ada masyarakat yang menggunakan pemberian sapi yang berasal dari pemerintah dijual tidak untuk dikembangbiakkan tapi ada juga masyarakat yang memang bersungguh sungguh dalam membudidayakan sapi bali ini. Salah satu kelemahan dari pembudidayaan sapi bali di daerah ketapang adalah tidak adanya fanismen (hukuman) bagi peternak yang tidak berhasil membudidayakan sapi dan tidak adanya penghargaan bagi masyarakat yang berhasil dalam membudidayakan sapi bali tersebut.
kebanyakan sapi yang mati bukan hanya disebabkan oleh keadaaan daerah dan persediaan air yang sangat minim tetapi juga disebabkan oleh kelelahan yang dirasakan oleh sapi dalam perjalanan ke daerah yang dituju dengan kendaraan yang melebihi kapsitas untuk ukuran sapi sehingga banyak dari sapi yang terjepit, terinjak oleh sapi lainnya.
Untuk produktivitas sapi setiap tahunnya tidak terdapat peningkatan yang signifikan hal tersebut dikarenakan ada beberapa faktor yang berasal dari masyarakat sendiri atau dari faktor cuaca seperti banyaknya masyarakat yang tidak terlalu memperhatikan pembudidayaan sapi sehingga banyak yang mati dan keadaaan air yang terkadang tidak pernah ada di musim kemarau dan hanya sedikit jika pada musim penghujan. Penyakit yang banyak diidap oleh sapi adalah penyakit cacinggan.
No comments:
Post a Comment